Selasa, 26 November 2013

Modus Dan Format Aspek-Aspek Budaya Suku Sasak-Lombok Nusa Tenggara Barat




MODUS DAN FORMAT ASPEK – ASPEK BUDAYA SUKU SASAK-LOMBOK
NUSA TENGGARA BARAT

Sekilas Tentang Suku
1.    Menurut isi Babad Lombok, kerajaan tertua yang pernah berkuasa di pulau ini bernama Kerajaan Laeq (dalam bahasa sasak laeq berarti waktu lampau), namun sumber lain yakni Babad Suwung, menyatakan bahwa kerajaan tertua yang ada di Lombok adalah Kerajaan Suwung yang dibangun dan dipimpin oleh Raja Betara Indera. Kerajaan Suwung kemudian surut dan digantikan oleh Kerajaan Lombok. Pada abad ke-9 hingga abad ke-11 berdiri Kerajaan Sasak yang kemudian dikalahkan oleh salah satu kerajaan yang berasal dari Bali yaitu kerajaan Gel gel. Beberapa kerajaan lain yang pernah berdiri di pulau Lombok antara lain Pejanggik, Langko, Bayan, Sokong Samarkaton dan Selaparang.
2.  Kerajaan Selaparang sendiri muncul pada dua periode yakni pada abad ke-13 dan abad ke-16. Kerajaan Selaparang pertama adalah kerajaan Hindu dan kekuasaannya berakhir dengan kedatangan ekspedisi Kerajaan Majapahit pada tahun 1357. Kerajaan Selaparang kedua adalah kerajaan Islam dan kekuasaannya berakhir pada tahun 1744 setelah ditaklukkan oleh gabungan pasukan Kerajaan Karangasem dari Bali dan Arya Banjar Getas yang merupakan keluarga kerajaan yang berkhianat terhadap Selaparang karena permasalahan dengan raja Selaparang. Pendudukan Bali ini memunculkan pengaruh kultur Bali yang kuat di sisi barat Lombok, seperti pada tarian serta peninggalan bangunan (misalnya Istana Cakranegara di Ampenan). Baru pada tahun 1894 Lombok terbebas dari pengaruh Karangasem akibat campur tangan Batavia (Hindia Belanda) yang masuk karena pemberontakan orang Sasak mengundang mereka datang. Namun demikian, Lombok kemudian berada di bawah kekuasaan Hindia Belanda secara langsung.
3.   Pengaruh Bali memang sangat kental dalam kebudayaan Lomboq hal tersebut tidak lepas dari ekspansi yang dilakukan kerajaan Bali sekitar tahun 1740 di bagian barat pulau Lomboq dalam waktu yang cukup lama. Sehingga banyak terjadi akulturasi antara budaya lokal dengan kebudayaan kaum pendatang hal tersebut dapat dilihat dari terjelmanya genre – genre campuran dalam kesenian. Banyak genre seni pertunjukan tradisional berasal atau diambil dari tradisi seni pertunjukan dari kedua etnik. Sasak dan Bali saling mengambil dan meminjam dan terciptalah genre kesenian baru yang menarik dan saling melengkapi.

Gumi sasak silih berganti mengalami peralihan kekuasaan hingga ke era Islam yang melahirkan kerajaan Islam Selaparang dan Pejanggik. Islam masuk ke Lomboq sepanjang abad XVI ada beberapa versi masuknya Islam ke Lomboq yang pertama berasal dari Jawa masuk lewat Lomboq timur. Yang kedua pengIslaman berasal dari Makassar dan Sumbawa ketika ajaran tersebut diterima oleh kaum bangsawan ajaran tersebut dengan cepat menyebar ke kerajaan – kerajaan di Lomboq timur dan Lomboq tengah.
Mayoritas etnis sasak beragama Islam, namun demikian dalam kenyataanya pengaruh Islam juga berakulturasi dengan kepercayaan lokal sehingga terbentuk aliran seperti waktu telu, jika dianalogikan seperti abangan di pulau Lomboq saja khususnya di kota Mataram.Jawa. Pada saat ini keberadaan waktu telu sudah tidak kurang mendapat tempat karena tidak sesuai dengan syariat Islam. Pengaruh Islam yang kuat menggeser kekuasaan Hindu di pulau Lomboq, hingga saat ini dapat dilihat keberadaannya hanya di bagian barat
Silih bergantinya penguasaan di Pulau Lomboq dan masuknya pengaruh budaya lain membawa dampak semakin kaya dan beragamnya khasanah kebudayaan sasak. Sebagai bentuk dari Pertemuan(difusi, akulturasi, inkulturasi) kebudayaan. Seperti dalam hal Kesenian, bentuk kesenian di lombok sangat beragam.Kesenian asli dan pendatang saling melengakapi sehingga tercipta genre-genre baru. Pengaruh yang paling terasa berakulturasi dengan kesenian lokal yaitu kesenian bali dan pengaruh kebudayaan islam. Keduanya membawa Kontribusi yang besar terhadap perkembangan kesenian-kesenian yang ada di Lombok hingga saat ini. Implementasi dari pertemuan kebudayaan dalam bidang kesenian yaitu, Yang merupakan pengaruh Bali ; Kesenian Cepung, cupak gerantang, Tari jangger, Gamelan Thokol, dan yang merupakan pengaru Islam yaitu Kesenian Rudad, Cilokaq, Wayang Sasak, Gamelan Rebana.

Kabupaten Di Lombok
1.      Kotamadya Mataram
2.      Kab.Lombok Barat
3.      Kab.Lombok Tengah
4.      Kab.Lombok Timur
5.      Kab.Lombok Utara

ARTI ISTILAH KATA 
Ø   Kata Lombok dalam bahasa kawi berarti lurus atau jujur
Ø  Lombok mirah sasak adi merupakan salah satu kutipan dari kitab Negarakertagama, sebuah kitab yang memuat tentang kekuasaan dan pemerintahaan kerajaan Majapahit.
Ø  Kata adi artinya yang baik atau yang utama
Ø  Kata sasak berarti kenyataan
Ø  Kata mirah berarti permata
Arti keseluruhan yaitu kejujuran adalah permata kenyataan yang baik atau utama.

Makna filosofi itulah mungkin yang selalu di idamkan leluhur penghuni tanah Lombok yang tercipta sebagai bentuk kearifan lokal yang harus dijaga dan dilestariakan oleh anak cucunya. Dalam kitab – kitab lama, nama Lombok dijumpai disebut Lombok Mirah dan Lombok Adi beberapa lontar Lombok juga menyebut Lombok dengan Gumi Selaparang atau selapawis.

KEBUDAYAAN SUKU SASAK
Masyarakat suku Sasak juga mempunyai keunikan tersendiri dalam rumah adat yang mereka buat yang mana lantai rumah adat tersebut dibuat dari campuran tanah liat, kotoran kerbau, dan kulit padi. Menurut mereka, campuran tersebut lebih kokoh dibandingkan semen biasa dan memiliki arti tersendiri. Tanah menggambarkan dari mana manusia berasal. Sedangkan kotoran kerbau menggambarkan kehidupan mereka sebagai petani yang sangat memerlukan kerbau untuk membajak sawah.

ASAL USUL PENDUDUK
Masuknya Jepang (1942) membuat otomatis Lombok berada di bawah kendali pemerintah pendudukan Jepang wilayah timur. Seusai Perang Dunia II Lombok sempat berada di bawah Negara Indonesia Timur, sebelum kemudian pada tahun 1950 bergabung dengan Republik Indonesia.
Etnis Sasak merupakan etnis mayoritas penghuni pulau Lombok, suku sasak merupakan etnis utama meliputi hampir 95% penduduk seluruhnya. Bukti lain juga menyatakan bahwa berdasarkan prasasti tong – tong yang ditemukan di Pujungan, Bali, Suku sasak sudah menghuni pulau Lombok sejak abad IX sampai XI Masehi, Kata sasak pada prasasti tersebut mengacu pada tempat suku bangsa atau penduduk  seperti kebiasaan orang Bali sampai saat ini sering menyebut pulau Lombok dengan gumi sasak yang berarti tanah, bumi atau pulau tempat bermukimnya orang sasak.
Kata sasak secara etimilogis menurut Dr. Goris. s. berasal dari kata sah yang berarti pergi dan shaka yang berarti leluhur. Berarti pergi ke tanah leluhur orang sasak  (Lombok). Dari etimologis ini diduga leluhur orang sasak adalah orang Jawa, terbukti pula dari tulisan sasak yang oleh penduduk Lombok disebut Jejawan, yakni aksara Jawa yang selengkapnya diresepsi oleh kesusastraan sasak.

SISTEM RELIGI (KEPERCAYAAN)
Sebagian besar penduduk pulau Lombok terutama suku Sasak menganut agama Islam (pulau Lombok juga dikenal dengan sebutan pulau seribu masjid). Agama kedua terbesar yang dianut di pulau ini adalah agama Hindu, yang dipeluk oleh para penduduk keturunan Bali yang berjumlah sekitar 15% dari seluruh populasi di sana. Penganut Kristen, Buddha dan agama lainnya juga dapat dijumpai, dan terutama dipeluk oleh para pendatang dari berbagai suku dan etnis yang bermukim di pulau ini.

Organisasi keagamaan terbesar di Lombok adalah Nahdlatul Wathan (NW), organisasi ini juga banyak mendirikan lembaga pendidikan Islam dengan berbagai level dari tingkat terendah hingga perguruan tinggi.

Terdapat juga sebuah kumpulan kecil orang sasak yang disebut Bodha (jumlah: ± 8000 orang) yang menduduki kampung Bentek dan di curam Gunung Rinjani. Agama mereka tidak mempunyai pengaruh Islam dan amalan utama mereka adalah memuja dewa-dewa animisme. Ajaran agama Hindu dan Buddha juga dimasukkan di dalam upacara agama mereka.
Di Kabupaten Lombok Utara, tepatnya di daerah Bayan, terutama di kalangan mereka yang berusia lanjut, masih dapat dijumpai para penganut aliran Islam Wetu Telu (waktu tiga). Tidak seperti umumnya penganut ajaran Islam yang melakukan salat lima kali dalam sehari, para penganut ajaran ini mempraktikan salat wajib hanya pada tiga waktu saja. Konon hal ini terjadi karena penyebar Islam saat itu mengajarkan Islam secara bertahap dan karena suatu hal tidak sempat menyempurnakan dakwahnya.

BAHASA
Disamping bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, penduduk pulau Lombok (terutama suku Sasak), menggunakan bahasa Sasak (bahasa asli) sebagai bahasa utama dalam percakapan sehari-hari. Bahasa Sasak, terutama aksara (bahasa tertulis) nya sangat dekat dengan aksara Jawa dan Bali, sama sama menggunakan aksara Ha Na Ca Ra Ka …dst. Tapi secara pelafalan cukup dekat dengan Bali.
Bahasa Sasak yang berkembang di Lombok ternyata sangat beragam, baik dialek (cara pengucapan) maupun kosa katanya. Ini sangat unik dan bisa menunjukkan banyaknya pengaruh dalam perkembangannya. beragamnya bahasa sasak yang ada di lombok timur, contoh : Kuto-Kute (Lombok Bagian Utara), Ngeto-Ngete (Lombok Bagian Tenggara), Meno-Mene (Lombok Bagian Tengah), Ngeno-Ngene (Lombok Bagian Tengah), Mriak-Mriku (Lombok Bagian Selatan)
Menurut ethnologue yang mengumpulkan semua bahasa di dunia, Bahasa Sasak merupakan keluarga (Languages Family) dari Austronesian Malayo-Polynesian (MP), Nuclear MP, Sunda-Sulawesi dan Bali-Sasak.

MATA PENCARIAN
Mata pencaharian penduduk suku Sasak berasal dari sektor pertanian dengan daerah tersubur diwilayah kabupaten lombok timur, selain itu juga dalam bidang peternakan dan hanya sebagian kecil bermata pencahariannya dari Pariwisata.
Umumnya pada masyarakat suku Sasak, kaum laki-laki memiliki mata pencaharian sebagai petani, sedangkan kaum perempuan memiliki mata pencaharian sambilan sebagai penenun kain. Hasil tenunan mereka biasanya dipajang di teras rumah atau pada gazebo yang ada di sekitar rumah mereka.

SISTEM KEMASYARAKATAN
1.      Golongan ningrat
Golongan Ningrat ; Golongan ini dapat diketahui dari sebutan kebangsawanannya. Sebutan keningratan ini merupakan nama depan dari seseorang dari golongan ini. Nama depan keningratan ini adalah ” lalu ” untuk orang-orang ningrat pria yang belum menikah. Sedangkan apabila merka telah menikah maka nama keningratannya adalah ” mamiq “. Untuk wanita ningrat nama depannya adalah ” lale”, bagi mereka yang belum menikah, sedangkan yang telah menikah disebut ” mamiq lale”.
2.      Golongan pruangse
Golongan Pruangse ; kriteria khusus yang dimiliki oleh golongan ini adalah sebutan “  bape “, untuk kaum laki-laki pruangse yang telah menikah. Sedangkan untuk kaum pruangse yang belum menikah tak memiliki sebutan lain kecuali nama kecil mereka, Misalnya seorang dari golongan ini lahir dengan nama si ” A ” maka ayah dari golongan pruangse ini disebut/dipanggil ” Bape A “, sedangkan ibunya dipanggil ” Inaq A “. Disinilah perbedaan golongan ningrat dan pruangse.
3.      Golongan Bulu Ketujur ( Masyarakat Biasa )
Golongan Bulu Ketujur ; Golongan ini adalah masyarakat biasa yang konon dahulu adalah hulubalang sang raja yang pernah berkuasa di Lombok. Kriteria khusus golongan ini adalah sebutan ” amaq ” bagi kaum laki-laki yang telah menikah, sedangkan perempuan adalah ” inaq “.
Di Lombok, nama kecil akan hilang atau tidak dipakai sebagai nama panggilan kalau mereka telah berketurunan. Nama mereka selanjutnya adalah tergantung pada anak sulungnya mereka. Seperti contoh di atas untuk lebih jelasnya contoh lainnya adalah bila si B lahir sebagai cucu, maka mamiq A dan Inaq A akan dipanggil Papuk B. panggilan ini berlaku untuk golongan Pruangse dan Bulu Ketujur. Meraka dari golongan Ningrat Mamiq A dan Mamiq lale A akan dipanggil Niniq A.

SISTEM KEKERABATAN
Sistem kekerabatan di Tolot-tolot khususnya dan lombok selatan pada umumnya adalah berdasarkan prinsip Bilateral yaitu menghitung hubungan kekerabatan melalui pria dan wanita. Kelompok terkecil adalah keluarga batih yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan Anak. Pada masyarakat lombok selatan ada beberapa istilah antara lain :
Ø  Pusak adalah panggilan ego kepada anak dari adik/kakak dari ayah.
Ø  Pisak adalah panggilan ego kepada anak dari adik/kakak dari ibu.
Ø  Tuaq adalah panggilan ego kepada adik laki-laki dari ayah atau ibu
Ø  Saiq adalah panggilan ego kepada adik perempuan atau laki-laki dari ayah atau ibu
Ø  Oaq adalah panggilan ego kepada kakak perempuan atau laki-laki dari ibu dan ayah.
Ø  Kakak adalah panggilan ego kepada saudara sulung laki-laki ataupun perempuan.
Ø  Ari adalah panggilan ego kepada adik perempuan atau adik laki-laki.
Ø  Amaq adalah panggilan ego kepada bapak.
Ø  Inaq adalah panggilan ego kepada ibu.

Generasi ke atas sistem kerabat Lomboq Selatan
1.      Anak
2.      Bai
3.      Baloq
4.      Tate
5.      Toker
6.      Keletuk
7.      Keletak
8.      Embik
9.      Embak
10.  Gantung siwur


TRADISI KHUSUS
Suku Sasak tahu betul akan sportifitas, dan karenanya meski dalam arena mereka sampai berdarah-darah terkena sabetan rotan lawannya namun di luar arena mereka sama sekali tak ada dendam satu sama lain. Mereka tahu betul bahwa itu hanya sebuah permainan yang karenanya tak perlu di bawa hingga ke hati dan menimbulkan dendam hanya karena terluka pada saat bertarung di arena.
Presean sendiri pada awalnya adalah sebuah latihan pedang dan perisai oleh prajurit kerajaan di Lombok sebelum mereka menghadapi perang yang sesunggunya di medan perang. Namun, dalam perjalanannya Presean ini kemudian berkembang dan tetap dilaksanakan hingga kini oleh suku Sasak sebagai ajang bertarung di arena dengan juri sebagai pengatur pertandingan.
Suku Sasak memiliki keunikan dalam hal kesenian. Salah satunya dalam hal kesenian bela diri yg dikenal dengan sebutan "Presean". Presean sebenarnya adalah sebuah tradisi yang digelar rutin tiap tahun oleh masyarakat suku Sasak di mana dalam Presean ini diadakan sebuah pertarungan antar dua orang di arena dengan bersenjatakan sebilah rotan dengan lapisan aspal dan pecahan kaca yang dihaluskan, sedangkan perisai (Ende) terbuat dari kulit lembu atau kerbau. Setiap pemainnya/pepadu dilengkapi dengan ikat kepala dan kain panjang.

TRADISI KHUSUS
Walaupun penganut Wetu Telu tidak berpuasa selama satu bulan penuh karena pemahaman yang berbeda terhadap bulan Ramadhan dan juga karena pengaruh adat istiadatnya seperti kebiasaan memamah sirih pada pagi, siang, ataupun sore hari, tetapi ketika bulan puasa menjelang, mereka menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan yang dilarang guna menjaga kesucian bulan Ramadhan. Penganut Wetu Telu diminta untuk menunda semua upacara (ritus) peralihan individu (begawe) seperti nguringsang (pemotongan rambut), nyunatang (khitan), dan ngawinang (perkawinan) karena perayaan tersebut akan merusak kesucian bulan Ramadhan. Bahkan jika ada salah satu anggota keluarga yang meninggal dunia, keluarganya harus menyelenggarakan upacara kematian secara sederhana dan menangguhkan upacara pasca kematian sesudah bulan Ramadhan.
"Rowah Wulan dan Sampek Jum'at", tradisi tersebut bertujuan untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan.  Upacara tersebut biasa dilakukan oleh orang-orang Sasak golongan Wetu Telu di Lombok, Indonesia. Sejak sebulan sebelum bulan Ramadhan, penganut Wetu Telu mengadakan rowah wulan dan sampek jumat sebagai bentuk penyambutan dan pemuliaan bulan Ramadhan, walaupun penganut Wetu Telu tidak berpuasa selama satu bulan penuh. Rowah Wulan diselenggarakan pada hari pertama bulan Sya‘ban sedangkan Sampek Jumat pada Jumat terakhir bulan Sya‘ban atau disebut Jum‘at penutup.

PROSESI ADAT PERKAWINAN
1.  MERARIQ yaitu apabila seorang perempuan   mau dinikahkan oleh seorang lelaki maka yang perempuan harus dilarikan dulu kerumah keluarganya dari pihak laki laki, ini yang dikenal
2.   MESEJATI yaitu Sehari setelah dilarikan maka akan diutus salah seorang untuk memberitahukan kepada pihak keluarga perempuan bahwa anaknya akan dinikahkan oleh seseorang,atau semacam pemberitahuan kepada keluarga perempuan.
3.    NYELABAR yaitu kesepakatan mengenai biaya pernikahan dan resepsi dan biasanya di adakan tradisi NYONGKOLAN

TATA PERGAULAN SUKU SASAK
Suku bangsa sasak yang memdiami pulau Lomboq menggunakan bahasa daerah sasak. Pada umumnya bahasa daerah sasak dibagi dua yaitu bahasa halus dan bahasa jamaq. Bahasa halus digunakan untuk berbicara dengan yang lebih tua, orang tua dan dengan golongan bangsawan sasak. Sedangkan bahasa jamaq digunakan dalam bahasa sehari – hari terutama dalam pergaulan masyarakat biasa. Masyarakat suku sasak dalam stratifikasi sosialnya dibagi dua kelompok yaitu golongan bangsawan atau permenak dan kelompok rakyat biasa yang disebut jajar karang atau kaula. Perbedaan stratifikasi sosial sangat terlihat dalam prosesi upacara, seperti pada upacara sorong serah aji krama yaitu salah satu bagian dari upacara perkawinan adat sasak. Aji krama ( tingkat keutamaan ) golongan bangsawan mempunyai nilai yang tinggi dibandingkan golongan kaula dan pelaksanaan tata upacara lebih rumit dibandingkan tata cara perkawinan kalangan masyarakat biasa. Namun pada saat ini perbedaan stratifikasi sosial tidak seketat dulu hal ini tidak lepas dari pengaruh modernisasi.

merupakan salah satu kutipan dari kitab Negara kertagaman, sebuah kitab yang memuat tentang kekuasaan dan pemerintahaan kerajaan Majapahit. Kata  Lomboq dalam bahasa kawi berarti lurus atau jujur, kata mirah berarti permata, kata sasak berarti kenyataan, dan kata adi artinya yang baik atau yang utama maka arti keseluruhan yaitu kejujuran adalah permata kenyataan yang baik  atau utama  Makna filosofi itulah mungkin yang selalu di idamkan leluhur penghuni tanah lombok yang tercipta sebagai bentuk kearifan lokal yang harus dijaga dan dilestariakan oleh anak cucunya.

GENERASI SASAK DIAMBANG KEHANCURAN 

BUDAYA SUKU SASAK yg dulu dikenal patuh, taat, hormat pada leluhur , menjujung tinggi nilai peradaban, sopan santun dan rendah diri, sedikit demi sedikit mulai bergeser ke ambang kehancuran, pendapat ini saya dapatkan dari 3.000 orang & saya hanya memakai 100 org saja sebagai xemple, ternyata hasilnya sangat mencemaskan, budaya barat sudah mendominasi sebagian besar generasi sasak lombok.
PULAU LOMBOK YANG EXSOTIC  itu kata orang, hotel-hotel dibangun, rumah-rumah makan didirikan dan kafe-kafe bermunculan. Perkembangan ini di satu sisi menguntungkan bagi pendapatan daerah ini,sisi lain kemiskinan masih mendomonasi masyarakat selain rusaknya moral generasi muda. Ironis nya, para pemodal di pulau ini sebagian besar wisatawan asing atau turis. Selain itu hotel-hotel mewah, restoran, dan cafe pun pemilikinya adalah orang asing (bule). Sementara warga, masyarakat daerah ini hanya menjadi penonton alias tukang heran(MEJAK MELET,NGEMPET ELOR )
Analisa ini lebih kuat didukung lewat facebook, youtube, alam wisata, perhatikan seperti apa perubahan itu dan dari segi apa saja. Perubahan2 itu khususnya bagi generasi sasak lombok diantaranya : 1.cara berpakaian 2.Tegur sapa/Berbicara 3.Yang paling parah adalah dari segi pergaulan.
Dan sekarang pulau Lombok pun dikenal sebagai “Party Island” oleh para turis mancanegara. Pesta musik di tepi pantai, lampu-lampu disko dengan musik gemerlap pun menghiasi setiap hotel,Bar dan pantai-pantai setiap malamnya. Artinya sedikit demi sedikit Budaya hidup barat mulai menggusur tatanan hidup masyarakat khususnya generasi muda. Inilah pulauku,pulau seribu mesjid. Apa yang daerah ini pertahankan dan banggakan setelah alam, budaya, agama, dan manusia telah tergadai oleh keadaan. entah salah siapa? atau tidak ada yang salah? yang pasti ahlak dan moral bangsa,masyarakat sasak lombok diambang kehancuran.

PERMASALAHAN YANG DI HADAPI SUKU SASAK
Namun tak ubahnya dengan suku lain, kebudayaan dan adat istiadat Sasak mulai tergerus arus modernitas dan juga faktor ekonomi. Belum lagi ketidakpedulian pemerintah terhadap keberlangsungan tradisi lokal Suku Sasak. Potret permasalahan ini yang kemudian diangkat seorang sutradara muda, Sandi Amaq Rinjani lewat film terbarunya berjudul “Perempuan Sasak Terakhir”. Banyak pesan moral yang bisa dipetik dari kisah ini. Diantaranya, tak selamanya budaya kota lebih baik dibanding budaya tradisional. Kita harus pandai menyaring mana saja yang patut ditiru dan mana yang tidak dari derasnya arus perkembangan zaman.


by ; fian




0 komentar :

Posting Komentar