MODUS
DAN FORMAT ASPEK – ASPEK BUDAYA SUKU SASAK-LOMBOK
NUSA
TENGGARA BARAT
Sekilas
Tentang Suku
1. Menurut isi Babad Lombok, kerajaan
tertua yang pernah berkuasa di pulau ini bernama Kerajaan Laeq (dalam
bahasa sasak laeq berarti waktu lampau), namun sumber lain yakni Babad
Suwung, menyatakan bahwa kerajaan tertua yang ada di Lombok adalah Kerajaan
Suwung yang dibangun dan dipimpin oleh Raja Betara Indera. Kerajaan Suwung
kemudian surut dan digantikan oleh Kerajaan Lombok. Pada abad ke-9 hingga abad ke-11
berdiri Kerajaan Sasak yang kemudian dikalahkan oleh salah satu kerajaan yang
berasal dari Bali yaitu kerajaan Gel gel. Beberapa kerajaan lain yang pernah
berdiri di pulau Lombok antara lain Pejanggik, Langko, Bayan, Sokong Samarkaton
dan Selaparang.
2. Kerajaan Selaparang sendiri muncul pada
dua periode yakni pada abad ke-13 dan abad ke-16. Kerajaan Selaparang pertama
adalah kerajaan Hindu dan kekuasaannya berakhir dengan kedatangan ekspedisi
Kerajaan Majapahit pada tahun 1357. Kerajaan Selaparang kedua adalah kerajaan
Islam dan kekuasaannya berakhir pada tahun 1744 setelah ditaklukkan oleh
gabungan pasukan Kerajaan Karangasem dari Bali dan Arya Banjar Getas yang
merupakan keluarga kerajaan yang berkhianat terhadap Selaparang karena
permasalahan dengan raja Selaparang. Pendudukan Bali ini memunculkan pengaruh
kultur Bali yang kuat di sisi barat Lombok, seperti pada tarian serta
peninggalan bangunan (misalnya Istana Cakranegara di Ampenan). Baru pada tahun
1894 Lombok terbebas dari pengaruh Karangasem akibat campur tangan Batavia
(Hindia Belanda) yang masuk karena pemberontakan orang Sasak mengundang mereka
datang. Namun demikian, Lombok kemudian berada di bawah kekuasaan Hindia
Belanda secara langsung.
3. Pengaruh Bali memang sangat kental dalam
kebudayaan Lomboq hal tersebut tidak lepas dari ekspansi yang dilakukan
kerajaan Bali sekitar tahun 1740 di bagian barat pulau Lomboq dalam waktu yang
cukup lama. Sehingga banyak terjadi akulturasi antara budaya lokal dengan
kebudayaan kaum pendatang hal tersebut dapat dilihat dari terjelmanya genre –
genre campuran dalam kesenian. Banyak genre seni pertunjukan tradisional
berasal atau diambil dari tradisi seni pertunjukan dari kedua etnik. Sasak dan
Bali saling mengambil dan meminjam dan terciptalah genre kesenian baru yang
menarik dan saling melengkapi.
Gumi sasak silih
berganti mengalami peralihan kekuasaan hingga ke era Islam yang melahirkan
kerajaan Islam Selaparang dan Pejanggik. Islam masuk ke Lomboq sepanjang abad
XVI ada beberapa versi masuknya Islam ke Lomboq yang pertama berasal dari Jawa
masuk lewat Lomboq timur. Yang kedua pengIslaman berasal dari Makassar dan
Sumbawa ketika ajaran tersebut diterima oleh kaum bangsawan ajaran tersebut
dengan cepat menyebar ke kerajaan – kerajaan di Lomboq timur dan Lomboq tengah.
Mayoritas etnis sasak
beragama Islam, namun demikian dalam kenyataanya pengaruh Islam juga
berakulturasi dengan kepercayaan lokal sehingga terbentuk aliran seperti waktu
telu, jika dianalogikan seperti abangan di pulau Lomboq saja khususnya di kota
Mataram.Jawa. Pada saat ini keberadaan waktu telu sudah tidak kurang mendapat
tempat karena tidak sesuai dengan syariat Islam. Pengaruh Islam yang kuat
menggeser kekuasaan Hindu di pulau Lomboq, hingga saat ini dapat dilihat
keberadaannya hanya di bagian barat
Silih bergantinya
penguasaan di Pulau Lomboq dan masuknya pengaruh budaya lain membawa dampak
semakin kaya dan beragamnya khasanah kebudayaan sasak. Sebagai bentuk dari
Pertemuan(difusi, akulturasi, inkulturasi) kebudayaan. Seperti dalam hal
Kesenian, bentuk kesenian di lombok sangat beragam.Kesenian asli dan pendatang
saling melengakapi sehingga tercipta genre-genre baru. Pengaruh yang paling
terasa berakulturasi dengan kesenian lokal yaitu kesenian bali dan pengaruh
kebudayaan islam. Keduanya membawa Kontribusi yang besar terhadap perkembangan
kesenian-kesenian yang ada di Lombok hingga saat ini. Implementasi dari
pertemuan kebudayaan dalam bidang kesenian yaitu, Yang merupakan pengaruh Bali
; Kesenian Cepung, cupak gerantang, Tari jangger, Gamelan Thokol, dan yang
merupakan pengaru Islam yaitu Kesenian Rudad, Cilokaq, Wayang Sasak, Gamelan
Rebana.
Kabupaten
Di Lombok
1.
Kotamadya Mataram
2.
Kab.Lombok Barat
3.
Kab.Lombok Tengah
4.
Kab.Lombok Timur
5.
Kab.Lombok Utara
ARTI
ISTILAH KATA
Ø Kata
Lombok dalam bahasa kawi berarti lurus atau jujur
Ø Lombok
mirah sasak adi merupakan salah satu kutipan dari kitab
Negarakertagama, sebuah kitab yang memuat tentang kekuasaan dan pemerintahaan
kerajaan Majapahit.
Ø Kata
adi artinya yang baik atau yang utama
Ø Kata
sasak berarti kenyataan
Ø Kata
mirah berarti permata
Arti keseluruhan yaitu kejujuran
adalah permata kenyataan yang baik atau utama.
Makna filosofi itulah
mungkin yang selalu di idamkan leluhur penghuni tanah Lombok yang tercipta
sebagai bentuk kearifan lokal yang harus dijaga dan dilestariakan oleh anak
cucunya. Dalam kitab – kitab lama, nama Lombok dijumpai disebut Lombok
Mirah dan Lombok Adi beberapa lontar Lombok juga menyebut Lombok dengan
Gumi Selaparang atau selapawis.
KEBUDAYAAN
SUKU SASAK
Masyarakat
suku Sasak juga mempunyai keunikan tersendiri dalam rumah adat yang mereka buat
yang mana lantai rumah adat tersebut dibuat dari campuran tanah liat, kotoran
kerbau, dan kulit padi. Menurut mereka, campuran tersebut lebih kokoh
dibandingkan semen biasa dan memiliki arti tersendiri. Tanah menggambarkan dari
mana manusia berasal. Sedangkan kotoran kerbau menggambarkan kehidupan mereka
sebagai petani yang sangat memerlukan kerbau untuk membajak sawah.
ASAL
USUL PENDUDUK
Masuknya Jepang (1942)
membuat otomatis Lombok berada di bawah kendali pemerintah pendudukan Jepang
wilayah timur. Seusai Perang Dunia II Lombok sempat berada di bawah Negara
Indonesia Timur, sebelum kemudian pada tahun 1950 bergabung dengan Republik
Indonesia.
Etnis Sasak merupakan
etnis mayoritas penghuni pulau Lombok, suku sasak merupakan etnis utama
meliputi hampir 95% penduduk seluruhnya. Bukti lain juga menyatakan bahwa
berdasarkan prasasti tong – tong yang ditemukan di Pujungan, Bali, Suku sasak
sudah menghuni pulau Lombok sejak abad IX sampai XI Masehi, Kata sasak pada
prasasti tersebut mengacu pada tempat suku bangsa atau penduduk seperti kebiasaan orang Bali sampai saat ini
sering menyebut pulau Lombok dengan gumi sasak yang berarti tanah, bumi atau
pulau tempat bermukimnya orang sasak.
Kata sasak secara etimilogis
menurut Dr. Goris. s. berasal dari kata sah yang berarti pergi dan shaka yang
berarti leluhur. Berarti pergi ke tanah leluhur orang sasak (Lombok). Dari etimologis ini diduga leluhur
orang sasak adalah orang Jawa, terbukti pula dari tulisan sasak yang oleh
penduduk Lombok disebut Jejawan, yakni aksara Jawa yang selengkapnya diresepsi
oleh kesusastraan sasak.
SISTEM
RELIGI (KEPERCAYAAN)
Sebagian besar penduduk
pulau Lombok terutama suku Sasak menganut agama Islam (pulau Lombok juga
dikenal dengan sebutan pulau seribu masjid). Agama kedua terbesar yang dianut
di pulau ini adalah agama Hindu, yang dipeluk oleh para penduduk keturunan Bali
yang berjumlah sekitar 15% dari seluruh populasi di sana. Penganut Kristen,
Buddha dan agama lainnya juga dapat dijumpai, dan terutama dipeluk oleh para
pendatang dari berbagai suku dan etnis yang bermukim di pulau ini.
Organisasi keagamaan
terbesar di Lombok adalah Nahdlatul Wathan (NW), organisasi ini juga banyak
mendirikan lembaga pendidikan Islam dengan berbagai level dari tingkat terendah
hingga perguruan tinggi.
Terdapat juga sebuah
kumpulan kecil orang sasak yang disebut Bodha (jumlah: ± 8000 orang) yang
menduduki kampung Bentek dan di curam Gunung Rinjani. Agama mereka tidak
mempunyai pengaruh Islam dan amalan utama mereka adalah memuja dewa-dewa
animisme. Ajaran agama Hindu dan Buddha juga dimasukkan di dalam upacara agama
mereka.
Di Kabupaten Lombok
Utara, tepatnya di daerah Bayan, terutama di kalangan mereka yang berusia
lanjut, masih dapat dijumpai para penganut aliran Islam Wetu Telu (waktu tiga).
Tidak seperti umumnya penganut ajaran Islam yang melakukan salat lima kali
dalam sehari, para penganut ajaran ini mempraktikan salat wajib hanya pada tiga
waktu saja. Konon hal ini terjadi karena penyebar Islam saat itu mengajarkan
Islam secara bertahap dan karena suatu hal tidak sempat menyempurnakan
dakwahnya.
BAHASA
Disamping bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional, penduduk pulau Lombok (terutama suku Sasak),
menggunakan bahasa Sasak (bahasa asli) sebagai bahasa utama dalam percakapan
sehari-hari. Bahasa Sasak, terutama aksara (bahasa tertulis) nya sangat dekat
dengan aksara Jawa dan Bali, sama sama menggunakan aksara Ha Na Ca Ra Ka …dst.
Tapi secara pelafalan cukup dekat dengan Bali.
Bahasa Sasak yang
berkembang di Lombok ternyata sangat beragam, baik dialek (cara pengucapan)
maupun kosa katanya. Ini sangat unik dan bisa menunjukkan banyaknya pengaruh
dalam perkembangannya. beragamnya bahasa sasak yang ada di lombok timur, contoh
: Kuto-Kute (Lombok Bagian Utara),
Ngeto-Ngete (Lombok Bagian Tenggara), Meno-Mene (Lombok Bagian Tengah),
Ngeno-Ngene (Lombok Bagian Tengah), Mriak-Mriku (Lombok Bagian Selatan)
Menurut ethnologue yang
mengumpulkan semua bahasa di dunia, Bahasa Sasak merupakan keluarga (Languages
Family) dari Austronesian Malayo-Polynesian (MP), Nuclear MP, Sunda-Sulawesi
dan Bali-Sasak.
MATA
PENCARIAN
Mata pencaharian
penduduk suku Sasak berasal dari sektor pertanian dengan daerah tersubur
diwilayah kabupaten lombok timur, selain itu juga dalam bidang peternakan dan
hanya sebagian kecil bermata pencahariannya dari Pariwisata.
Umumnya pada masyarakat
suku Sasak, kaum laki-laki memiliki mata pencaharian sebagai petani, sedangkan
kaum perempuan memiliki mata pencaharian sambilan sebagai penenun kain. Hasil
tenunan mereka biasanya dipajang di teras rumah atau pada gazebo yang ada di
sekitar rumah mereka.
SISTEM
KEMASYARAKATAN
1. Golongan ningrat
Golongan
Ningrat ; Golongan ini dapat diketahui dari sebutan kebangsawanannya. Sebutan
keningratan ini merupakan nama depan dari seseorang dari golongan ini. Nama
depan keningratan ini adalah ” lalu ” untuk orang-orang ningrat pria yang belum
menikah. Sedangkan apabila merka telah menikah maka nama keningratannya adalah
” mamiq “. Untuk wanita ningrat nama depannya adalah ” lale”, bagi mereka yang
belum menikah, sedangkan yang telah menikah disebut ” mamiq lale”.
2. Golongan pruangse
Golongan
Pruangse ; kriteria khusus yang dimiliki oleh golongan ini adalah sebutan
“ bape “, untuk kaum laki-laki pruangse
yang telah menikah. Sedangkan untuk kaum pruangse yang belum menikah tak
memiliki sebutan lain kecuali nama kecil mereka, Misalnya seorang dari golongan
ini lahir dengan nama si ” A ” maka ayah dari golongan pruangse ini
disebut/dipanggil ” Bape A “, sedangkan ibunya dipanggil ” Inaq A “. Disinilah
perbedaan golongan ningrat dan pruangse.
3. Golongan Bulu Ketujur ( Masyarakat
Biasa )
Golongan
Bulu Ketujur ; Golongan ini adalah masyarakat biasa yang konon dahulu adalah
hulubalang sang raja yang pernah berkuasa di Lombok. Kriteria khusus golongan
ini adalah sebutan ” amaq ” bagi kaum laki-laki yang telah menikah, sedangkan
perempuan adalah ” inaq “.
Di Lombok, nama kecil
akan hilang atau tidak dipakai sebagai nama panggilan kalau mereka telah
berketurunan. Nama mereka selanjutnya adalah tergantung pada anak sulungnya
mereka. Seperti contoh di atas untuk lebih jelasnya contoh lainnya adalah bila
si B lahir sebagai cucu, maka mamiq A dan Inaq A akan dipanggil Papuk B.
panggilan ini berlaku untuk golongan Pruangse dan Bulu Ketujur. Meraka dari
golongan Ningrat Mamiq A dan Mamiq lale A akan dipanggil Niniq A.
SISTEM
KEKERABATAN
Sistem kekerabatan di
Tolot-tolot khususnya dan lombok selatan pada umumnya adalah berdasarkan
prinsip Bilateral yaitu menghitung hubungan kekerabatan melalui pria dan
wanita. Kelompok terkecil adalah keluarga batih yang terdiri dari Ayah, Ibu,
dan Anak. Pada masyarakat lombok selatan ada beberapa istilah antara lain :
Ø Pusak
adalah panggilan ego kepada anak dari adik/kakak dari ayah.
Ø Pisak
adalah panggilan ego kepada anak dari adik/kakak dari ibu.
Ø Tuaq
adalah panggilan ego kepada adik laki-laki dari ayah atau ibu
Ø Saiq
adalah panggilan ego kepada adik perempuan atau laki-laki dari ayah atau ibu
Ø Oaq
adalah panggilan ego kepada kakak perempuan atau laki-laki dari ibu dan ayah.
Ø Kakak
adalah panggilan ego kepada saudara sulung laki-laki ataupun perempuan.
Ø Ari
adalah panggilan ego kepada adik perempuan atau adik laki-laki.
Ø Amaq
adalah panggilan ego kepada bapak.
Ø Inaq
adalah panggilan ego kepada ibu.
Generasi
ke atas sistem kerabat Lomboq Selatan
1.
Anak
2.
Bai
3.
Baloq
4.
Tate
5.
Toker
6.
Keletuk
7.
Keletak
8.
Embik
9.
Embak
10.
Gantung siwur
TRADISI
KHUSUS
Suku Sasak tahu betul
akan sportifitas, dan karenanya meski dalam arena mereka sampai berdarah-darah
terkena sabetan rotan lawannya namun di luar arena mereka sama sekali tak ada
dendam satu sama lain. Mereka tahu betul bahwa itu hanya sebuah permainan yang
karenanya tak perlu di bawa hingga ke hati dan menimbulkan dendam hanya karena
terluka pada saat bertarung di arena.
Presean sendiri pada
awalnya adalah sebuah latihan pedang dan perisai oleh prajurit kerajaan di
Lombok sebelum mereka menghadapi perang yang sesunggunya di medan perang.
Namun, dalam perjalanannya Presean ini kemudian berkembang dan tetap
dilaksanakan hingga kini oleh suku Sasak sebagai ajang bertarung di arena
dengan juri sebagai pengatur pertandingan.
Suku Sasak memiliki
keunikan dalam hal kesenian. Salah satunya dalam hal kesenian bela diri yg
dikenal dengan sebutan "Presean". Presean
sebenarnya adalah sebuah tradisi yang digelar rutin tiap tahun oleh masyarakat
suku Sasak di mana dalam Presean ini diadakan sebuah pertarungan antar dua
orang di arena dengan bersenjatakan sebilah rotan dengan lapisan aspal dan
pecahan kaca yang dihaluskan, sedangkan perisai (Ende) terbuat dari kulit lembu
atau kerbau. Setiap pemainnya/pepadu dilengkapi dengan ikat kepala dan kain
panjang.
TRADISI
KHUSUS
Walaupun penganut Wetu
Telu tidak berpuasa selama satu bulan penuh karena pemahaman yang berbeda
terhadap bulan Ramadhan dan juga karena pengaruh adat istiadatnya seperti
kebiasaan memamah sirih pada pagi, siang, ataupun sore hari, tetapi ketika
bulan puasa menjelang, mereka menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan yang
dilarang guna menjaga kesucian bulan Ramadhan. Penganut Wetu Telu diminta untuk
menunda semua upacara (ritus) peralihan individu (begawe)
seperti nguringsang (pemotongan rambut), nyunatang (khitan), dan ngawinang (perkawinan)
karena perayaan tersebut akan merusak kesucian bulan Ramadhan. Bahkan jika ada
salah satu anggota keluarga yang meninggal dunia, keluarganya harus
menyelenggarakan upacara kematian secara sederhana dan menangguhkan upacara
pasca kematian sesudah bulan Ramadhan.
"Rowah Wulan dan
Sampek Jum'at", tradisi tersebut bertujuan untuk
menyambut datangnya bulan Ramadhan.
Upacara tersebut biasa dilakukan oleh orang-orang Sasak golongan Wetu
Telu di Lombok, Indonesia. Sejak sebulan sebelum bulan Ramadhan, penganut Wetu
Telu mengadakan rowah wulan dan sampek jumat sebagai bentuk penyambutan dan
pemuliaan bulan Ramadhan, walaupun penganut Wetu Telu tidak berpuasa selama
satu bulan penuh. Rowah Wulan diselenggarakan pada hari pertama bulan Sya‘ban
sedangkan Sampek Jumat pada Jumat terakhir bulan Sya‘ban atau disebut Jum‘at
penutup.
PROSESI
ADAT PERKAWINAN
1. MERARIQ
yaitu apabila seorang perempuan mau
dinikahkan oleh seorang lelaki maka yang perempuan harus dilarikan dulu kerumah
keluarganya dari pihak laki laki, ini yang dikenal
2. MESEJATI
yaitu Sehari setelah dilarikan maka akan diutus salah seorang untuk
memberitahukan kepada pihak keluarga perempuan bahwa anaknya akan dinikahkan
oleh seseorang,atau semacam pemberitahuan kepada keluarga perempuan.
3. NYELABAR
yaitu kesepakatan mengenai biaya pernikahan dan resepsi dan biasanya di adakan
tradisi NYONGKOLAN
TATA
PERGAULAN SUKU SASAK
Suku bangsa sasak yang
memdiami pulau Lomboq menggunakan bahasa daerah sasak. Pada umumnya bahasa
daerah sasak dibagi dua yaitu bahasa halus dan bahasa jamaq. Bahasa halus
digunakan untuk berbicara dengan yang lebih tua, orang tua dan dengan golongan
bangsawan sasak. Sedangkan bahasa jamaq digunakan dalam bahasa sehari – hari
terutama dalam pergaulan masyarakat biasa. Masyarakat suku sasak dalam
stratifikasi sosialnya dibagi dua kelompok yaitu golongan bangsawan atau
permenak dan kelompok rakyat biasa yang disebut jajar karang atau kaula.
Perbedaan stratifikasi sosial sangat terlihat dalam prosesi upacara, seperti
pada upacara sorong serah aji krama yaitu salah satu bagian dari upacara
perkawinan adat sasak. Aji krama ( tingkat keutamaan ) golongan bangsawan
mempunyai nilai yang tinggi dibandingkan golongan kaula dan pelaksanaan tata
upacara lebih rumit dibandingkan tata cara perkawinan kalangan masyarakat
biasa. Namun pada saat ini perbedaan stratifikasi sosial tidak seketat dulu hal
ini tidak lepas dari pengaruh modernisasi.
merupakan salah satu
kutipan dari kitab Negara kertagaman, sebuah kitab yang memuat tentang
kekuasaan dan pemerintahaan kerajaan Majapahit. Kata Lomboq dalam bahasa kawi berarti lurus atau
jujur, kata mirah berarti permata, kata sasak berarti kenyataan, dan kata adi
artinya yang baik atau yang utama maka arti keseluruhan yaitu kejujuran adalah
permata kenyataan yang baik atau
utama Makna filosofi itulah mungkin yang
selalu di idamkan leluhur penghuni tanah lombok yang tercipta sebagai bentuk
kearifan lokal yang harus dijaga dan dilestariakan oleh anak cucunya.
GENERASI
SASAK DIAMBANG KEHANCURAN
BUDAYA SUKU SASAK
yg dulu dikenal patuh, taat, hormat pada leluhur , menjujung tinggi nilai
peradaban, sopan santun dan rendah diri, sedikit demi sedikit mulai bergeser ke
ambang kehancuran, pendapat ini saya dapatkan dari 3.000 orang & saya hanya
memakai 100 org saja sebagai xemple, ternyata hasilnya sangat mencemaskan, budaya
barat sudah mendominasi sebagian besar generasi sasak lombok.
PULAU LOMBOK YANG
EXSOTIC itu
kata orang, hotel-hotel dibangun, rumah-rumah makan didirikan dan kafe-kafe
bermunculan. Perkembangan ini di satu sisi menguntungkan bagi pendapatan daerah
ini,sisi lain kemiskinan masih mendomonasi masyarakat selain rusaknya moral
generasi muda. Ironis nya, para pemodal di pulau ini sebagian besar wisatawan
asing atau turis. Selain itu hotel-hotel mewah, restoran, dan cafe pun
pemilikinya adalah orang asing (bule). Sementara warga, masyarakat daerah ini
hanya menjadi penonton alias tukang heran(MEJAK MELET,NGEMPET ELOR )
Analisa ini lebih kuat
didukung lewat facebook, youtube, alam wisata, perhatikan seperti apa perubahan
itu dan dari segi apa saja. Perubahan2 itu khususnya bagi generasi sasak lombok
diantaranya : 1.cara berpakaian 2.Tegur sapa/Berbicara 3.Yang paling parah
adalah dari segi pergaulan.
Dan sekarang pulau
Lombok pun dikenal sebagai “Party Island” oleh para turis
mancanegara. Pesta musik di tepi pantai, lampu-lampu disko dengan musik
gemerlap pun menghiasi setiap hotel,Bar dan pantai-pantai setiap malamnya.
Artinya sedikit demi sedikit Budaya hidup barat mulai menggusur tatanan hidup
masyarakat khususnya generasi muda. Inilah pulauku,pulau seribu mesjid. Apa
yang daerah ini pertahankan dan banggakan setelah alam, budaya, agama, dan
manusia telah tergadai oleh keadaan. entah salah siapa? atau tidak ada yang
salah? yang pasti ahlak dan moral bangsa,masyarakat sasak lombok diambang
kehancuran.
PERMASALAHAN
YANG DI HADAPI SUKU SASAK
Namun tak ubahnya
dengan suku lain, kebudayaan dan adat istiadat Sasak mulai tergerus arus
modernitas dan juga faktor ekonomi. Belum lagi ketidakpedulian pemerintah
terhadap keberlangsungan tradisi lokal Suku Sasak. Potret permasalahan ini yang
kemudian diangkat seorang sutradara muda, Sandi Amaq Rinjani lewat film terbarunya
berjudul “Perempuan Sasak Terakhir”. Banyak pesan moral yang bisa
dipetik dari kisah ini. Diantaranya, tak selamanya budaya kota lebih baik
dibanding budaya tradisional. Kita harus pandai menyaring mana saja yang patut
ditiru dan mana yang tidak dari derasnya arus perkembangan zaman.
by ; fian